Kamis, 13 November 2008

Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


Pendahuluan


Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai modal yang azasi untuk dapat menjalankan aktivitas yang produktif. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal maupun informal, selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi, pada hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas.
Di tempat kerja kemungkinan terdapat tiga sumber utama bahaya potensial kesehatan kerja yaitu ; 1) lingkungan kerja, 2) pekerjaan, serta 3) manajemen yang belum terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila kondisi bahaya potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat diminimalkan, apalagi dieliminasikan; maka pekerja dapat lebih leluasa mewujudkan tanggung jawabnya masing-masing untuk melakukan perawatan diri menuju tingkat kesehatan dan pemeliharaan kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai sumber daya terpenting dalam organisasi, wajar apabila pekerja dijamin aksesnya untuk berpartisipasi dalam program kesehatan kerja yang memfasilitasikan pencapaian derajat kesehatan dan kapasitas kerja yang setinggi-tingginya, sambil juga melindungi pekerja dari kemungkinan pengaruh yang merugikan kesehatan karena pemajanan oleh bahaya potensial terhadap kesehatan di tempat kerja.
Fokus program promosi kesehatan kerja di tempat kerja, bermanfaat selain untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran atau kapasitas kerja, juga dapat mencegah penyakit degeneratif kronik seperti misalnya penyakit jantung koroner, stroke, kanker, penyakit paru obstruksi kronik dan lain-lain. Bahkan penyakit degeneratif kronik itu,kini telah menjadi penyebab kematian nomor satu pekerja usia prima melebihi kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja maupun penyakit menular (WHO, 1996).
Oleh karena itu pelayanan kesehatan kerja tidak cukup hanya melindungi kesehatan pekerja dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pemajanan dengan hazard kesehatan yang berasal dari lingkungan kerja dan pekerjaan. Akan tetapi kesehatan kerja masa kini harus memprioritaskan program promosi kesehatan pekerja di tempat kerja yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang melaksanakan upaya perbaikan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial pekerja serta dalam rangka pencegahan penyakit yang jelas tinggi prevalensinya diantara pekerja, selain mendukung sumber daya manusia dalam mencapai kinerja, jenjang karir dan produktivitas organisasi atau tempat kerja yang setinggi-tingginya.

Definisi dan Kerangka Kosep


Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan pelayanan pemeliharaan/ perlindungan kesehatan pekerja dari suatu pelayanan kesehatan kerja. Sayang sekali, dalam beberapa hal promosi kesehatan di tempat kerja dikembangkan sebagai kegiatan yang terpisah dari pelayanan kesehatan kerja. Hal ini selain membuang sumber daya, juga tidak efektif dalam kemajuan program promosi kesehatan di tempat kerja.
Sehat berarti tidak hanya ketiadaan suatu penyakit tapi optimalnya kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial. Promosi kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan serta peningkatan kesehatan pekerja secara optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan di tempat kerja (health promotion at the workplace) adalah program kegiatan yang direncanakan dan ditujukan pada peningkatan kesehatan para pekerja beserta anggota keluarga yang ditanggungnya dalam konteks tempat kerja.
Promosi kesehatan di tempat kerja diselenggarakan berdasarkan suatu kerangka konsep (framework), yang dibangun melalui beberapa kunci seperti ; pendekatan (approach), strategi (strategies), area prioritas (priority areas), faktor yang mempengaruhi (influence factors), dan lain-lain. Bagan kerangka konsep dapat dilihat di bawah ini :
Pendekatan Langkah Area Prioritas Faktor Perilaku sehat
Strategi Pengaruh & positif


Tujuan



Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif.
Tujuan khusus secara jelas harus dinyatakan dan disampaikan pada semua pekerja yang berpartisipasi dalam program. Yang termasuk tujuan khusus adalah sbb;
1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang sehat dan positif.
2.Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal.
Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok.
3. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan penyalahgu- naan obat dan alkohol.
4. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.
5. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
6. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibatnya.
7. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis.



Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja


1. Bagi pihak manajemen tempat kerja
2. Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja
3. Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
4. Meningkatnya moral staf
5. Menurunnya angka kemangkiran karena sakit
6. Meningkatnya produktivitas
7. Menurunnya biaya kesehatan
8. Bagi pekerja
9. Meningkatnya percaya diri
10. Menurunnya stress
11. Meningkatnya semangat kerja
12. Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit
13. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar.



Pendekatan Program



Tahun-tahun belakangan ini menunjukkan bahwa meningkatnya sejumlah pengusaha dalam mengimplementasikan kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja bagi pekerjanya. Program yang diperkenalkan ini merupakan kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang sifatnya sukarela, akan tetapi terbukti bermanfaat bagi pekerja dan merupakan kegiatan yang cukup populer dan dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan fasilitas di tempat kerja.
Secara langsung, program ini dijalankan oleh pengusaha, dan hasilnya cukup berhasil dengan adanya dukungan dari assosiasi pekerja.
Manajemen program yang ditawarkan harus terspesialisasi dan professional serta diawali dengan kegiatan yang mudah diterapkan oleh pekerja.
Secara khusus, program promosi kesehatan di tempat kerja diterapkan melalui 3 (tiga) pendekatan yakni; pendidikan kesehatan (health education), kedokteran pencegahan (preventive medicine) dan kebugaran fisik (physicall fitness).


1. Komponen pendidikan kesehatan
Komponen ini sifatnya mengajarkan pekerja mengenai hal-hal yang essensial gaya hidup sehat, seperti; kebiasaan-kebiasaan yang sehat, gizi sehat dan efek merokok terhadap kesehatan, penyalahgunaan obat dan alkohol. Diluar aspek pendidikan kesehatan yang sifatnya informatif, fokus lainnya mengenai prinsip-prinsip psikologi. Hal ini akan mendorong pekerja untuk bertindak sehat dan menghindari risiko yang membahayakan kesehatannya.
Komponen pendidikan kesehatan dalam program promosi kesehatan di tempat kerja harus dirancang dengan memperhatikan karakteristik para pekerja (umur, jenis kelamin, golongan, pendidikan, status kesehatan, bahasa dll). Masalah-masalah kesehatan yang penting harus diketahui oleh pekerja dan dilakukan perubahan dalam kerangka sehat dan efektif.


2. Komponen kedokteran pencegahan
Menurut jenisnya komponen ini terbatas pada screening penyakit umum dan faktor risiko serta kegiatan intervensi, perlu diingat komponen ini tidak dimaksudkan untuk mengganti pelayanan kesehatan personal. Fokus komponen ini biasanya ditujukan juga pada upaya pengurangan kadar kolesterol dan pelatihan kebugaran jantung.
Pengurangan faktor risiko masalah-masalah kesehatan relatif lebih mudah dilakukan dalam satu kesatuan program promosi kesehatan di tempat kerja. Masing-masing program yang dijalankan perlu adanya umpan balik, semangat kebersamaan dalam bekerja dan adanya sarana pendukung, sehingga pencapaian tujuan lebih mudah jika dibandingkan secara personal.


3. Komponen kebugaran fisik
Dari berbagai alasan dan pandangan komponen ini merupakan bagian yang paling penting dari kebanyakan program promosi kesehatan yang diterapkan. Keikutsertaan dalam kegiatan kebugaran dan olah raga yang dijadwalkan secara teratur dalam rangka pengkondisian semangat dan rasa kebersamaan dalam kelompok.
Program kebugaran di tempat kerja, orientasinya tidak untuk melatih pekerja menjadi seorang atlit, akan tetapi alasan sebenarnya adalah agar pekerja mempunyai koordinasi dan kekuatan secara normal. Program kebugaran yang dibuat prinsipnya menyenangkan dan membangun moral/semangat diantara pekerja.



Langkah-Langkah Strategi Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


Langkah-langkah strategi promosi kesehatan di tempat kerja dilaksanakan melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pekerja (PPMP ~ Primary Health Care Approach). Untuk mencapai sasaran masyarakat pekerja diperlukan pendekatan sistemik yang mampu mengajak partisipasi dari masyarakat pekerja. Ciri PPMP ini adalah :
Penyelenggaraan program promosi kesehatan di tempat kerja harus bertumpu pada partisipasi aktif masyarakat pekerja atau kerja sama interaksi antara penyelenggara program promosi kesehatan di tempat kerja dengan masyarakat pekerja di tempat kerja sasaran.


Adanya konsepsi dan pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja
Adanya kegiatan program promosi kesehatan di tempat kerja yang diselenggarakan melalui kemitraan triparteit (pemerintah, manajemen tempat kerja dan pekerja atau serikat pekerja).


Tahapan langkah-langkah dari pendekatan pemberdayaan masyarakat pekerja sebagai berikut :


Melakukan advokasi & sosialisasi
Advokasi secara umum ialah suatu bentuk komunikasi yang berlangsung dari pihak yang lemah kepada yang lebih kuat (berkuasa). Dalam hal tempat kerja dapat dianalogikan dengan komunikasi antara pekerja dengan pihak manajemen tempat kerja, dengan tujuan agar hak-hak pekerja atas promosi kesehatan dapat diperoleh atau terpenuhi.
Sosialisasi adalah kegiatan mendiseminasikan pesan ke semua arah (horizontal), yang dalam konteks tempat kerja adalah pada semua pekerja di semua tingkatan, agar semua pekerja mengetahui, memahami dan mengamalkan pesan yang diprogramkan oleh manajemen tempat kerja. Jadi lebih jauh lagi agar semua pekerja berpartisipasi sesuai dengan apa yang diharapkan melalui pesan tersebut.


Telaah mawas diri (workers community diagnosis)


Telaah mawas diri sebenarnya merupakan ajang diagnosis masalah oleh masyarakat pekerja terhadap kondisi kesehatan kerja mereka. Secara singkat dapat digambarkan bahwa masyarakat pekerja diajak untuk mengenali keadaan kesehatan kerja mereka sendiri, disamping mendeteksi potensi yang ada di sekeliling mereka. Atas dasar kedua hal ini (masalah dan potensi), dibuatlah diagnosis masalah kesehatan kerjanya. Dalam hal ini, kewajiban bagi manajemen tempat kerja adalah mencarikan cara yang tepat agar mempermudah mereka dalam mengenali masalah dan menggali potensi yang mereka miliki.


Musyawarah masyarakat pekerja (workers community prescription)
Musyawarah masyarakat pekerja merupakan kegiatan �worker�s community prescription� untuk mengatasi segala yang berhubungan dengan kesehatan kerja yang mereka alami. Tentu saja penyelesaian masalah ini diutamakan dengan menggunakan potensi setempat. Resep ini belum tentu rasional, oleh karena itu adalah kewajiban manajemen tempat kerja untuk menuntun mereka membuat resep yang rasional. Wujudnya berupa rencana kegiatan yang sederhana, dapat dijangkau dengan sumber daya setempat, tetapi memberi sumbangan besar pada upaya mengatasi masalah kesehatan kerja setempat.


Pelaksanaan kegiatan (workers community treatment)
Dalam hal ini, masyarakat pekerja menjalankan upaya penanggulangan masalah. Serangkaian kegiatan yang disusun diharapkan dapat secara bertahap mengatasi masalah-masalah kesehatan kerja yang mereka hadapi, sekaligus membuktikan apakah �resep� mereka sudah tepat. Namun perlu dipantau agar bila ternyata ada kekeliruan, bisa segera diperbaiki.


Memantau/menyesuaikan


Selama program promosi kesehatan di tempat kerja berlangsung, pemantauan perlu dilakukan. Setiap perubahan perilaku yang terjadi perlu diperhitungkan, dan perubahan lingkungan baik yang positif (mendukung) maupun yang negatif (menghambat) perlu diketahui, diantisipasi dan dihadapi secara tepat. Dengan demikian program promosi kesehatan dapat berjalan terus, berkembang dan mencapai sasarannya.


Evaluasi


Pada akhirnya setelah program dijalani sesuai rencana, maka dilakukan evaluasi ; apakah proses pelaksanaan berlangsung sesuai dengan rencana?, apakah ada perubahan perilaku pekerja kearah positif?, apakah perubahan keadaan sehubungan dengan promosi kesehatan yang dilakukan?


Pembinaan dan pengembangan


Kegiatan pembinaan dan pengembangan merupakan siklus lanjut dari lingkaran pemecahan masalah-masalah kesehatan kerja. Pada satu periode akhir kegiatan, tahap selanjutnya adalah worker community development yang kemudian berputar kembali ke langkah workers community diagnosis, workers community prescription dan workers community treatment, Inspection/adaptation, evaluation sebab akan timbul problematik baru yang lebih tinggi tingkatnya. Bila ini berjalan, maka akan terjadi proses pembinaan dan pengembangan sesuai dengan tingkat perkembangan masalahnya.


Program Promosi Kesehatan


Program promosi kesehatan di tempat kerja berbeda dengan kebugaran untuk bekerja (fitness to work) atau program surveillans kesehatan. Fokus program ini terletak pada pencapaian strategi gaya hidup dan kesehatan pekerja. Sifatnya sukarela dan secara tak langsung mempengaruhi pekerja.
Kegiatan program promosi kesehatan yang tepat adalah dengan menawarkan/memberikan program yang bervariasi pada masyarakat pekerja dan disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.
Kebanyakan program promosi kesehatan ini mengawalinya dengan komponen kebugaran, screening terhadap faktor risiko jantung, kegiatan pendidikan kesehatan yang menitikberatkan pada masalah penghentian merokok dan kesehatan umum, dan berbagai kegiatan pelatihan antara lain ; bagaimana untuk membiasakan mengangkat suatu benda dengan tidak menciderai punggung.
Program-program ini dirancang dalam kerangka program promosi kesehatan yang dilakukan di tempat kerja, dimana fokus perhatiannya diutamakan pada kebiasaan-kebiasaan sehat yang dilakukan pekerja, selain pada upaya memberikan perlindungan terhadap pekerja dari bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Perlu di ketahui bahwa implementasi program promosi kesehatan di tempat kerja merupakan faktor pendukung yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja. Di beberapa negara, pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja tidak hanya dilakukan oleh para ahli kesehatan kerja tapi banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok pekerja sehat yang independen. Kegiatan-kegiatan ini harus dikoordinasikan dengan kegiatan pelayanan kesehatan kerja sehingga ada efek relevansi, feasibiliti dan sustainabelnya.
Perkembangan terbaru di beberapa negara seperti ; di Belanda dan Finlandia adalah menetapkan kegiatan promosi kesehatan kerja dalam kerangka pelayanan kesehatan kerja. Dimana masing-masing kegiatan bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan kemampuan kerja pekerja melalui tindakan promosi kesehatan dan pencegahan dini terhadap gangguan kesehatan pekerja, lingkungan kerja dan organisasi kerja.
Penilaian efek program promosi kesehatan di tempat kerja adalah bagian yang essensial dari manajemen keseluruhan program. Program yang tidak populer dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan pekerja. Faktor ini juga perlu diperhatikan dalam mengenalkan kegiatan-kegiatan yang baru. Begitupun bagi pengusaha kecil, mereka dapat mengembangkan program promosi kesehatan melalui �sharing� dan �subsidi� atas keikutsertaan pekerja di dalam klub-klub kesehatan setempat.
Jika program dikelola dengan baik, sebenarnya cukup besar keuntungan yang didapat yakni; menumbuhkan semangat para pekerja untuk senantiasa membiasakan diri bertindak aman dan sehat di tempat kerja dan meningkatkan kebugaran diantara pekerja serta dapat meningkatkan moral/semangat pekerja untuk bertindak positif.


Penetapan program


Sebelum suatu program diluncurkan, maka para pekerja harus ditentukan tingkat pengetahuan dan sikapnya mengenai kesehatan dan tingkat perilakunya pada akhir-akhir ini. Adalah penting untuk membuka hubungan komunikasi pada permulaan diluncurkannya program. Karena diyakini pelaksanaan program akan berhasil diterapkan dan memberikan hasil yang dapat diukur.
Di saat sekarang, jika pengusaha berharap untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari dampaknya terhadap ekonomi perusahaan, lalu angka kemangkiran, turnover rate, biaya asuransi kesehatan, angka kecelakaan dan ukuran-ukuran lain dari produktivitas pekerja, maka program tersebut perlu dilakukan pemilihan dan didokumentasikan sebelum program mulai diluncurkan.


Elemen Program


Kebugaran fisik (physical fitness)
Elemen ini fokusnya latihan aerobik, ketahanan dan kekuatan otot serta kelenturan tulang sendi. Strategi program yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok dan diatur sesuai jenis kelamin dan berbagai kelompok umur. Semua program yang dilaksanakan harus diawasi oleh penasehat kebugaran baik secara langsung maupun tidak langsung dan setiap peserta harus sehat secara medis sebelum masuk. Program harus dapat mengakomodasi pekerja yang mengalami cacat fisik dan masing-masing kegiatan kebugaran dilakukan tes secara reguler untuk mangukur kemajuan yang dicapai oleh pekerja.


Kontrol berat badan dan gizi (nutrition and weight control)
Elemen ini memberikan petunjuk yang benar mengenai berat badan dan gizi secara personal dan memberikan pengetahuan dan informasi terbaru mengenai kontrol berat badan dan gizi sehat.
Secara khusus biasanya ditujukan pada diit faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan kegemukan. Oleh karena itu dibutuhkan ahli gizi yang berkualitas dan berpengalaman.


Manajemen stress (stress management)
Fokus elemen ini adalah pemberian dukungan dan motivasi pada para pekerja dalam hal mengatasi stress dalam kehidupan kerjanya sehari-hari dan kadang-kadang termasuk dukungan pada kejadian-kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program yang diberikan sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat serta psikoterapi.


Penghentian merokok (smoking cessation)
Elemen ini menerapkan berbagai teknik untuk membantu pekerja berhenti merokok. Penyusunan program didasarkan atas informasi yang didapat dari pekerja yang berhenti merokok. Yang paling banyak dilakukan di tempat kerja adalah dengan menerapkan metode yang tidak disukai (aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok di tempat kerja.


Penyalahgunaan obat dan alkohol (alcohol and drug abuse)
Elemen ini sifatnya pencegahan dengan memberikan program bantuan pada para pekerja, berupa informasi untuk meningkatkan kesadaran sendiri melalui berbagai pendekatan seperti; demonstrasi, film dan bahan-bahan cetakan tertulis. Salah satu materi yang dicetak mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan yang tidak semestinya.


Pendidikan kesehatan (health education)
Elemen ini sangat populer sekali. Disini, para pekerja mempelajari masalah yang berkaitan dengan medis secara umum dan bagaimana memelihara kesehatan diri mereka beserta keluarganya. Informasi yang diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut dideteksi, patofisiologi dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah dan dikontrol.
Beberapa topik yang tetap paling menarik adalah kanker (dengan segala bentuknya), penyakit jantung, masalah tulang punggung dan musculoskeletal lainnya, kedokteran olah raga, diabetes, AIDS dan gangguan mental.
Pada umumnya materi yang disampaikan antara lain :
Materi yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran pekerja terhadap bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Risiko kesehatan kerja, fokus pada bahaya-bahaya potensial dan langkah preventif praktis.
Bagaimana melindungi kesehatannya, termasuk tindakan proteksi dan penggunaan APD.
Motivasi kerja pekerja untuk berperilaku yang sehat dan aman di tempat kerja.
Materi mengenai keberadaan bahaya kerja di tempat kerja.
Materi mengenai pengenalan terhadap teknologi peralatan baru, berikut standar operasional prosedurnya.
Materi pengetahuan mengenai ; bagaimana mengeliminasi atau meminimalisasi risiko di tempat kerja dan mencegah atau mengurangi cidera/penyakit akibat kerja.
Standar kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan tempat kerja.
Materi yang disampaikan harus ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh pekerja. Informasi disediakan secara berkala dan menitikberatkan pada substansi/peralatan baru dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja.
Pendidikan kesehatan pada pekerja memainkan peran penting dalam peningkatan kondisi kerja dan lingkungan kerja.
Secara substansial, upaya meningkatkan kesehatan dan keselamatan dan kesejahteraan di tempat kerja sering mengalami hambatan, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari elemen yang terlibat. Untuk mengatasi ini maka peran pendidikan kesehatan bagi pekerja penting sekali karena dapat memfasilitasi baik dalam menemukan/pencarian masalah-masalah maupun implementasi pemecahannya.


Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training)
Elemen ini prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan pekerja. Beberapa para ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu mengenai CPR dan paling sedikit mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para pekerja paling sedikit bisa berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya tempat kerja merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.
Jika semua pekerja mempunyai keterampilan ini maka secara nyata keuntungan dapat diperoleh baik bagi pekerja maupun pengusaha.
Sedangkan mengenai CPR, sebagian besar tempat kerja yang mempunyai pekerja yang setiap saat mendapat serangan jantung pada saat bekerja, biasanya pekerja lain termotivasi tinggi untuk mempelajari CPR setelah terjadinya beberapa insiden seperti kasus tadi.



Persyaratan pelaksanaan program


* Program promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat pekerja di tempat kerja perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut;
* Lokasi yang dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan.
* Penentuan kelompok yang dengan mudah dapat mengerti lebih cepat terhadap kegiatan yang dilakukan.
* Kurangnya hambatan terhadap gaya hidup sehat.
* Para pekerja membiasakan diri untuk menerima dan mengikuti anjuran kesehatan dan keselamatan dari pekerja yang sehat.
* Tersedianya fasilitas-fasilitas untuk membentuk gaya hidup yang sehat misalnya; tempat-tempat mencuci tangan, sebuah kantin yang bersih dan sehat.



Program Promosi Kesehatan di tempat kerja yang berhasil (Successful health promotion programmes at work)


Sekitar bulan Juni 1992, Heirich, Erfurt dan Foote secara rinci mempublikasikan dimensi program promosi kesehatan di tempat kerja. Dari penelitian terbaru yang mereka lakukan, tercatat 10 faktor yang menjadi pedoman dari program promosi kesehatan di tempat kerja :
- Penetapan kebijakan promosi kesehatan yang konstruktif
- Melakukan screening kesehatan � menentukan risiko kesehatan
- Penetapan hubungan kerja dengan sumber daya yang sama
- Merujuk pekerja untuk pengobatan lebih lanjut dan peningkatan intervensi kesehatan
- Pemberian intervensi untuk peningkatan kesehatan � dengan menggunakan suatu pendekatan bertahap
- Konseling dilakukan secara reguler dan terus-menerus
- Pengorganisasian masalah kesehatan kerja
- Mengadakan konsultasi atas sistem dan kebijakan di tempat kerja � perubahan secara organisasi
- Penilaian proses program secara terus-menerus dan upaya mengurangi risiko kesehatan pekerja
- Penilaian secara berkala yang didasarkan pada kinerja program.
- Mereka juga memberikan pendapat, ada sekitar 7 (tujuh) kegiatan yang mesti dilakukan dalam sebuah wellness program yang menyeluruh yakni ;
1. Pendidikan dan pengetahuan mengenai tekanan darah
2. Pengurangan kolesterol
3. Kontrol berat badan
4. Gizi secara umum
5. Penghentian merokok
6. Kebugaran fisik dan latihan teratur

Selasa, 11 November 2008

Komposter Elektrik Biophoskko® KE-100L


Komposter Elektrik ( Matic) Biophoskko® KE-100L diciptakan untuk memenuhi keinginan para pehobies tanaman, bunga dan pencinta lingkungan - yang memiliki kegemaran, kepedulian dan keinginan mengolah secara mandiri sampah organik ( material yang berasal dari makhluk hidup tumbuhan, hewan dan manusia) guna mendapatkan kompos secara praktis.

Dimensi PLT (Panjang x Lebar x Tinggi) komposter elektrik KE-100L ini adalah = 55 cm x 55 cm x 85 cm ( dapat dimuat 90 Unit/ Container 20 feet). Terbuat dari bahan fiber, plastik dan motor engine hasil perakitan (assembling) pabrik Bandung dan aneka spare part mesin cuci dikota Batam, memerlukan daya listrik (330 watt, 220 Volt). Dengan Komposter elektrik Biophoskko®, membuat kompos padat dan khususnya dalam menghasilkan pupuk organik kompos cair menjadi mudah dan sangat praktis.

Tatacara membuat kompos dari bahan sampah dengan menggunakan komposter elektrik Biophoskko® KE-100L :

1. Siapkan bahan berupa sampah organik ( sisa makanan, material berasal dari tumbuhan dan hewan ) untuk sekali proses dalam Komposter Elektrik sesuai kapasitas alat yakni 50 sampai 100 liter atau setara 30 kg, kemudian penggembur ( bulking agent) Green Phoskko 3 % dari bahan sampah ( 900 gram) serta Aktivator Green Phoskko ( bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp) sebanyak 1 permil ( 1 sendok makan)

2. Larutkan bahan Aktivator Green Phoskko sebanyak 1 permil ( 1 sendok makan) kedalam air mineral atau air sumur ( sedapat mungkin hindarkan air ledeng yang mengandung kaporit dan kimia pembersih) sekitar 5 liter, aduk beberapa kali dan simpan dalam pot siram 4 jam sebelum digunakan untuk pertama kalinya,

3. Masukan sampah yang berukuran sekitar 15 mm sd 50 mm, sebagaimana ukuran umumnya sampah makanan (foodwaste) dan sampah dapur. Bagi sampah ukuran besar- seperti sampah pasar pada umumnya - agar terlebih dahulu mendapat perajangan sebelum dimasukan kedalam komposter.

4. Masukan penggembur ( bulking agent ) kompos sebanyak 3 % dari berat sampah atau setara dengan 300 gram. Penggembur ini berguna untuk menyerap bakteri merugikan (patogen) penyebab bau busuk- yang umum terdapat dalam sampah organik yang telah tersimpan tanpa oksigen atau sampah bukan segar serta bermanfaat dalam pengkayaan (enrichment) unsur hara bagi tanaman.

5. Cipratkan mikroba aktivator kompos Green Phoskko® ( compost activator) yang merupakan hasil pelarutan serbuk mikroba ( mikroba dalam keadaan dorman tersimpan dalam serbuk tertentu) kedalam adonan bahan kompos dalam mesin komposter elektrik ad 2 tadi dari pot siram,

6. Putar sekali saja saklar timer ( sebelah kanan alat) untuk menghidupkan sistim pengadukan komposter selama 10 menit - yang sebelumnya telah terhubung ke sumber listrik 330 watt, dan komposter akan mati (off) dalam menit ke 10. Hidupkan saklar timer ini cukup sekali di awal pencampuran saja sampai kompos dipanen pada hari ke 5 dari sampah terakhir yang dimasukan, Pada hari ke 3, jika proses pembuatan kompos secara aerob berjalan baik, akan terjadi reaksi panas dan mengeluarkan uap,

7. Pada hari ke 5 sejak pemasukan adonan kompos terakhir, umumnya adonan telah selesai fermentasi dengan tanda mulai mendingin- suhu kamar- dan berwarna hitam. Pada saat ini siapkan jerigen plastik - penampung kapasitas 5 liter - dan masukan slang pembuangan air dari komposter kedalam jerigen serta kemudian hidupkan tombol membilas (spinning) di sebelah kiri alat. Komposter akan memeras adonan bahan kompos tadi sehingga terpisahkan antara air lindi aerob (leacheate) dengan kompos padat. Tambahkan air sebanyak 10 sampai 30 x dari jumlah cairan leacheate ini, maka kompos cair siap digunakan sebagai pupuk organik cair ( POC). Gunakan dalam keperluan pemupukan tanaman, baik dengan cara disiramkan ( kocor) ke sekitar perakaran tanaman maupun disemprotkan dengan menggunakan sprayer ke area daun dan batang, __

8. Setelah diperkirakan cairannya habis, keluarkan adonan kompos padat, simpan dan angin-anginkan di tempat teduh dan bebas dari sinar matahari langsung serta air hujan.

9. Pada keesokan harinya, satu hari sejak dikeluarkan dari komposter, adonan akan kering, hitam dan gembur. Dengan dipukul-pukul sejenak, adonan kering tersebut akan pudar dan remah. Adonan kering dan remah itulah kompos, yang kalau diayak ( screen) akan terpisahkan bagian kompos dengan butiran halus dan dilain pihak terdapat kompos butiran besar. Sesuai keperluan dalam penggunaannya sebagai kompos bagi tanaman, kompos ukuran besar masih bisa dikembalikan kedalam komposter untuk diolah lagi bersamaan dengan bahan atau adonan kompos yang baru,

10. Selama masa penggunaan komposter elektrik, bahan sampah hari ke 2 dan seterusnya dapat ditambahkan tanpa akan mengganggu proses aerob composting yang berlangsung sebelumnya.

Keunggulan khusus Komposter Elektrik KE-100L ini adalah kemampuannya dalam menghasilkan pupuk kompos cair (PKC). Dengan menghidupkan tombol membilas (Spinning) pada saat adonan kompos sudah matang di hari berikutnya setelah ditambahkan larutan mikroba, dapat segera terpisahkan antara kompos padat dengan kompos cairan. Pada tujuan utama membuat kompos cair, lakukan terus menerus sampai didapatkan jumlah pupuk cair sesuai keinginan sampai keluaran cairan berwarna bening dan kompos padat terbersihkan.

Legenda Asal Suku Bulungan

Legenda yang berkembang di Bulungan, mengisahkan asal muasal suku Bulungan dari sepotong bambu atau bulu tengon dan sebiji telor yang ditemukan oleh seorang tetua desa yang bernama Ku Anyi yang saat itu meski sudah tua ia bersama isterinya belum juga dikaruniai anak.
Bambu dan telor tersebut ditemukan saat ia sedang berburu di hutan, tepatnya di atas pohon jemlai.. Bulu tengon dan telor tersebut dibawa pulang.

Keesokan harinya, bulu tengon berubah wujud menjadi bayi laki-laki dan telur berubah menjadi sosok bayi perempuan yang cantik. Bayi laki-laki diberi nama Jau Iru dan perempuannya diberi nama Lemlaisuri . Setelah keduanya dewasa berdasarkan wangsit yang diterima oleh ku anyi dan isterinya kemudian kedua makhluk tadi dikawinkan.
Setelah Ku Anyi wafat, Jau Iru oleh masyarakatnya didaulat menjadi pemimpin mereka yang baru. Pernikahan keduanya tadi melahirkan anak bernama Paren Jau , yang kemudian menggantikan posisi ayahnya setelah sang ayah wafat. Perkembangan selanjutnya paren jau digantikan oleh anaknya yang bernama Paren Anyi , yang kemudian digantikan pula oleh puterinya yang bernama Lahai Bara yang pekuburannya ada di desa Long Pelban Kecamatan Peso.
Lahai Bara mempunyai dua orang anak, anak laki-laki bernama Sadang dan perempuannya bernama Asung Luwan . Sadang tewas saat desanya mendapat penyerangan oleh suku kenyah dari serawak pimpinan Sumbang Lawing . Asung luwan melarikan diri ke pedesaan di hilir sungai kayan yang kemudian bertemu dengan Datu Mencang , seorang perantauan dari Kerajaan Brunei yang mencari tanah baru untuk membangun kerajaannya.
Perpaduan kedua anak manusia yang berbeda jenis ini melahirkan benih-benih cinta, namun Asung Luwan memberi syarat kepada Datu Mencang sebelum menikahinya agar terlebih dahulu mengalahkan Sumbang Lawing . Sesuai syarat yang diajukan, dalam sebuah pertarungan adu ketangkasan pada akhirnya sumbang lawing berhasil dikalahkan. Kemudian Datu Mencang dan Asung Luwan pun bisa melangsungkan pernikahan, yang akhirnya melahirkan suku Bulungan ini.
Datu mencang yang memimpin suku bulungan ini bergelar Ksatria Wira (1555 – 1595) , sejak itu islam berkembang di daerah ini yang pusat pemerintahannya di Busang Arau. Datu Mencang ini kemudian menikahkan anaknya yang bernama Kenawai Lumu dengan bangsawan Kesultanan Sulu, Philipina Selatan, dan kemudian menyerahkan kekuasaan kepada menantunya Singa Laut (1595 – 1631) .
Selanjutnya dari sinilah kekuasaan kesultanan di bulungan ini berlangsung secara turun temurun. Berturut-turut kemudian diperintah oleh Wira Kelana . Kemudian pucuk pimpinan dilanjutkan Wira Digedung , yang semasa kepemimpinannya berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari Busang Arau ke Limbu (Long Baju).
Masa Kesultanan Bulungan
Setelah itu pucuk pemerintahan kemudian diserahkan kepada Wira Amir , pada masa inilah pusat pemerintahan kemudian dipindahkan dari Limbu (Long Baju) ke Salim Batu , yang kemudian merubah sistem pemerintahan suku menjadi kesultanan. Sultan pertama adalah Wira Amir yang bergelar Sultan Amiril Mukminin (1731 – 1777).
Sesudahnya, pemerintahan digantikan oleh Aji Ali yang dinobatkan menjadi sultan dengan gelar Sultan Alimuddin (1777 – 1817) , di masa inilah pusat pemerintahan kemudian dipindahkan ke tanjung palas, sedangkan salim batu sebagai lahan persawahan.
Tahun 1817 , pemerintahan Aji Ali digantikan oleh Aji Muhammad yang bergelar Sultan Muhammad Amiril Kaharuddin , yang memerintah hingga Tahun 1861 . Setelah itu merasa dirinya sudah tua sultan mengundurkan diri dan digantikan puteranya yang bernama si Kiding bergelar Sultan Muhammad Djalaluddin (1861 – 1866) .
Mangkatnya Sultan Muhammad Djalaluddin , pemerintahan kesultanan kemudian diambil alih oleh Sultan Muhammad Amiril Kaharuddin , ayah Sultan Muhammad Djalaluddin yang tidak ingin merelakan pemerintahannya jatuh ke tangan Datuk Alam yang merupakan ulama yang banyak pengikut. Datuk Alam adalah putera Pangeran Maulana , tapi dari lain ibu.
Meski begitu pada akhirnya Datuk Alam berhasil menjadi sultan dengan gelar Khalifatul Alam Muhammad Adil yang hanya memerintah kurang lebih dua tahun (1873 – 1875) , dari sultan inilah Mesjid Jami Tanjung Palas direnovasi, dan juga membangun istana II di sebelah hilir istana I.
Penggantinya adalah Ali Kahar yang bergelar Sultan Kaharuddin II , ia bertahta mencapai 14 tahun dan mangkat tahun 1889 . Penggantinya Sultan Azimuddin yang berkuasa lebih kurang 10 tahun (1889 – 1899) .
Setelah itu pemerintahan kesultanan sempat dipegang oleh Puteri Sibut (Pengian Kesuma) yang memerintah sekitar 3 tahun dengan dibantu oleh perdana menterinya, oleh karena putera sultan yang tertua Datuk Belembung umurnya belum memenuhi persyaratan menjadi sultan, sehingga kesultanan dipegang oleh Pengian Kesuma .
Tepatnya Tahun 1901 Datu Belembung dinobatkan menjadi sultan yang bergelar Sultan Maulana Muhammad Kasim Al-Din Atau Sultan Kasimuddin . Beliau mangkat tahun 1925 , yang kemudian kekuasaan kesultanan diserahkan kepada pemangku sultan yang bernama Datuk Mansyur (1925 – 1930) . Setelah itu diangkatlah Sultan Muhammad Sulaiman (1930 – 1931) , ia meninggal mendadak. Pengganti Sultan Muhammad Sulaiman adalah adiknya yang bernama Datuk Tiras yang bergelar Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin .
Dimasa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin pada upacara 17 Agustus 1949 , sultan memimpin upacara pengibaran bendera merah putih yang pertama kali di halaman Istana Sultan Bulungan .
Melalui Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Nomor : 186/Orb/92/14/1950 Kedudukan Kesultanan Bulungan Ditetapkan Sebagai Wilayah Swapraja . Keputusan gubernur ini disahkan dengan Undang-Undang Darurat RI Nomor 3 Tahun 1953 .
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1955 wilayah Kesultanan Bulungan ditetapkan menjadi Daerah Istimewa , Sultan Maulana Djalaluddin diangkat menjadi Kepala Daerah Bulungan Pertama sampai dengan akhir hayatnya di Tahun 1958 . Pada tahun 1959 melalui Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 Status Daerah Istimewa Diubah Lagi Menjadi Daerah Tingkat II Kabupaten Bulungan , dan Bupati pertamanya adalah Andi Tjatjo Datuk Wiharja (1960 – 1963) adik ipar Sultan Maulana Djalaluddin . Sejak itu pula pusat pemerintahan dipindahkan dari Tanjung Palas ke Tanjung Selor hingga sekarang ini.

K3 Pengelasan


Resiko Keselamatan Kesehatan Kerja
- Over iluminasi
- Luka Bakar
- Electrical Shock
- Firing
- Skin Irritation

Dampak Lingkungan
- Kenaikan suhu lingkungan
- Paparan asap pengelasan
- Sisa electroda
- dll

Diare

Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah melampaui kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan. Diare yang telus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, cholera dan kanker usus. Diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. GEJALA - Frekuensi buang air besar melebihi normal - Kotoran encer/cair - Sakit/kejang perut - Demam dan muntah, pada beberapa kasus. PENYEBAB - Anxietas/rasa cemas - Keracunan makanan - Infeksi virus dari usus - Alergi terhadap makanan tertentu. KOMPLIKASI Dehidrasi (mata cekung, kulit tidak Elastis, sedikit buang air kecil. YANG DAPAT ANDA LAKUKAN - Minum banyak cairan - Hindari makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari - Minum cairan rehidrasi oral-oralit - Periksa dokter bila bertambah berat - Diare pada bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter. TINDAKAN DOKTER - Menyingkirkan kemungkinan penyebab yang berbahaya - Merujuk ke rumah sakit PENCEGAHAN Cuci tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan Tutup makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan tikus.